Pendahuluan
Apa itu divestasi? Disini kita akan membahasnya secara rinci mengenai tujuan, serta dampaknya terhadap perusahaan dan pihak terkait.
Divestasi adalah salah satu istilah yang seringkali muncul dalam dunia bisnis dan keuangan.
Istilah ini merujuk pada suatu proses di mana sebuah perusahaan atau entitas mengurangi atau menjual aset-asetnya, bisnis, atau bagian dari operasionalnya.
Ini bisa menjadi strategi yang kompleks dan penting dalam mengelola portofolio bisnis suatu perusahaan.
Pengertian
Divestasi berasal dari kata “divest,” yang artinya melepaskan atau mengurangi kepemilikan.
Dalam konteks bisnis, divestasi mencakup penjualan aset, anak perusahaan, atau unit bisnis kepada pihak lain.
Tujuan utamanya adalah untuk mengubah struktur perusahaan dengan cara mengurangi atau menyesuaikan portofolio bisnisnya.
Proses ini dapat terjadi melalui penjualan saham, aset fisik, atau entitas bisnis sepenuhnya.
Tujuan Divestasi
-
Fokus pada Core Business
Salah satu tujuannya adalah memungkinkan perusahaan untuk fokus pada inti bisnisnya. Dengan menjual aset atau bisnis yang tidak terkait secara langsung dengan kegiatan inti perusahaan, manajemen dapat mengalokasikan sumber daya dan perhatian mereka pada area yang dianggap lebih strategis.
-
Optimalisasi Struktur Modal
Divestasi juga dapat menjadi strategi untuk mengoptimalkan struktur modal perusahaan.
Baca juga: Manajemen Bisnis: Aspek Penting dalam Kesuksesan Perusahaan
Dengan menjual aset atau bisnis yang tidak memberikan kontribusi signifikan terhadap profitabilitas, perusahaan dapat mengurangi utang atau meningkatkan likuiditas, yang pada gilirannya dapat digunakan untuk investasi lebih lanjut atau pengurangan beban keuangan.
-
Pengurangan Risiko dan Beban Keuangan
Pada beberapa kasus, divestasi dapat menjadi langkah untuk mengurangi risiko bisnis atau membebaskan perusahaan dari beban keuangan yang tidak diinginkan.
Jika suatu bisnis atau aset memiliki kinerja yang kurang baik atau memiliki potensi risiko yang tinggi, hal ini dapat menjadi solusi untuk menghindari dampak negatifnya terhadap keseluruhan perusahaan.
-
Peningkatan Efisiensi Operasional
Dengan menjual bisnis atau aset yang kurang efisien atau tidak mendukung strategi perusahaan, divestasi dapat meningkatkan efisiensi operasional.
Ini dapat mencakup pengurangan biaya, sumber daya, atau infrastruktur yang tidak lagi diperlukan.
-
Penyelarasan dengan Perubahan Pasar atau Industri
Perubahan dalam pasar atau industri tertentu dapat memotivasi sebuah perusahaan untuk melakukan divestasi.
Baca juga: Mengapa Bisnis Hancur dan Bagaimana Mengatasi Tantangannya?
Misalnya, jika suatu industri mengalami penurunan permintaan atau perubahan regulasi yang signifikan, maka tindakan ini dapat menjadi langkah strategis untuk menyesuaikan portofolio bisnis dengan kondisi pasar yang baru.
Proses Divestasi
Prosesnya melibatkan sejumlah langkah yang kompleks, dimulai dari identifikasi aset atau bisnis yang akan dijual hingga penyelesaian transaksi.
Dibawah ini adalah langkah-langkah umum dalam proses tersebut:
-
Evaluasi Portofolio Bisnis
Manajemen perusahaan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap portofolio bisnis untuk mengidentifikasi aset atau bisnis yang sesuai untuk divestasi. Pemilihan ini harus konsisten dengan strategi jangka panjang perusahaan.
-
Penilaian Nilai Aset atau Bisnis
Setelah aset atau bisnis yang akan dijual diidentifikasi, perusahaan melakukan penilaian nilai.
Baca juga: Apa Itu Investasi Langsung dan Tidak Langsung? Yuk Cari Tahu!
Proses penilaian ini melibatkan penentuan nilai pasar yang adil dan relevan, seringkali dengan melibatkan penilai independen.
-
Penawaran dan Negosiasi
Setelah penilaian nilai, perusahaan membuat penawaran kepada pihak yang berminat untuk membeli aset atau bisnis tersebut.
Tahap negosiasi menjadi krusial dalam menentukan harga dan kondisi transaksi.
-
Due Diligence
Pihak pembeli dan penjual melakukan due diligence, yaitu pemeriksaan menyeluruh terhadap aset atau bisnis yang akan dijual.
Baca juga: Memahami Sumber Pendanaan Bisnis untuk Memulai Usaha Anda
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa semua informasi yang relevan telah diungkapkan dan bahwa risiko potensial telah diidentifikasi.
-
Penyelesaian Transaksi
Setelah negosiasi selesai dan due diligence berhasil, transaksi divestasi dapat diselesaikan.
Ini melibatkan transfer kepemilikan dan pengalihan semua aspek operasional yang terkait dengan aset atau bisnis yang dijual.
Dampak Divestasi
-
Dampak Positif
- Peningkatan Profitabilitas: Dengan fokus pada bisnis inti yang lebih menguntungkan, perusahaan dapat mengalami peningkatan profitabilitas.
- Optimalisasi Struktur Modal: Dengan mengurangi beban keuangan dan utang, perusahaan dapat meningkatkan struktur modalnya, memberikan fleksibilitas keuangan yang lebih besar.
- Pengurangan Risiko: Divestasi dapat mengurangi risiko bisnis dengan menghilangkan aset atau bisnis yang memiliki potensi risiko tinggi.
-
Dampak Negatif
- Kehilangan Keahlian dan Kapabilitas: Penjualan bisnis atau aset tertentu dapat menyebabkan kehilangan keahlian dan kapabilitas tertentu yang dimiliki oleh perusahaan.
- Dampak pada Karyawan: Proses divestasi seringkali berdampak pada karyawan yang terlibat, baik yang berpindah ke entitas baru atau yang kehilangan pekerjaan.
- Potensi Kerugian Reputasi: Jika divestasi tidak dikelola dengan baik, perusahaan dapat menghadapi potensi kerugian reputasi di mata pelanggan, mitra bisnis, dan masyarakat umum.
Studi Kasus Divestasi
-
Divestasi Microsoft dari Nokia (2016)
Pada tahun 2016, Microsoft melakukan divestasi dengan menjual bisnis ponsel cerdas Nokia ke perusahaan HMD Global dan FIH Mobile Limited.
Keputusan ini diambil karena bisnis ponsel cerdas tidak memberikan hasil yang diharapkan bagi Microsoft, dan mereka memilih untuk fokus pada pengembangan perangkat lunak.
-
Divestasi General Electric (2018-2019)
General Electric (GE) melakukan serangkaian divestasi antara tahun 2018 dan 2019 untuk mengurangi utang dan meningkatkan kinerja keuangan.
GE menjual beberapa unit bisnis, termasuk divisi lampu, transportasi, dan minyak & gas.
Kesimpulan
Divestasi adalah strategi bisnis yang dapat membantu perusahaan mengelola portofolio mereka, mengurangi risiko, dan meningkatkan efisiensi.
Namun, keputusan untuk melakukan kebijakan ini tidak boleh diambil secara sembarangan, dan perlu mempertimbangkan dampak jangka panjangnya.
Baca juga: Perencanaan Bisnis yang Sukses untuk Mengembangkan Usaha
Studi kasus menunjukkan bahwa divestasi dapat membawa dampak positif, tetapi juga dapat menimbulkan tantangan tertentu, terutama terkait dengan karyawan dan reputasi perusahaan.
Baca juga: Cara Mengatasi Masalah Bisnis yang Telah Terbukti Berhasil
Oleh karena itu, setiap perusahaan yang mempertimbangkannya harus melakukan analisis menyeluruh, melibatkan berbagai pemangku kepentingan, dan merancang strategi yang matang untuk memastikan keberhasilan transaksi divestasi dan pencapaian tujuan jangka panjang perusahaan.